Sabtu, 02 Februari 2013

Menu Makanan Penderita Tifus / Demam Typhoid

                                                                     

1.      Pendahuluan
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype typhi, dapat juga disebabkan oleh Salmonella enterica serotype paratyphi A, B, atau C (demam paratifoid). Demam tifoid ditandai antara lain dengan demam tinggi yang terus menerus bisa selama 3-4 minggu, toksemia, denyut nadi yang relatif lambat, kadang gangguan kesadaran seperti mengigau, perut kembung, splenomegali dan lekopeni.
Di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia, demam tifoid masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit ini tampaknya belum memuaskan. Sebaliknya di negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang misalnya, seiring dengan perbaikan lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah yang memadai dan penyediaan air bersih yang cukup, mampu menurunkan insidensi penyakit ini secara dramatis
Di abad ke 19 demam tifoid masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama di Amerika, namun sekarang kasusnya sudah sangat berkurang.
            Tingginya jumlah penderita demam tifoid  tentu menjadi beban ekonomi bagi keluraga dan masyarakat. Besarnya beban ekonomi tersebut sulit dihitung dengan pasti mengingat angka kejadian demam tifoid secara tepat tak dapat diperoleh
2.      Pembahasan
A. Pengertian  Typhoid

            Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).
B.  Gejala Klinis
            Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
• Perasaan tidak enak badan, panas dingin
• Lesu, tidak nafsu makan, mual
• Nyeri kepala
• Diare atau sebaliknya
• Anoreksia, kehilangan berat badan
• Batuk, nyeri otot
Nyeri perut, perut kaku dan bengkak

 Menyusul gejala klinis yang lain
1. DEMAM
Demam berlangsung 3 minggu
• Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari
• Minggu II : Demam terus mengigau
• Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur - angsur
2. GANGGUAN PADA SALURAN PENCERNAAN
• Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor
• Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
• Terdapat konstipasi, diare
3. GANGGUAN KESADARAN
• Kesadaran yaitu apatis – somnolen
• Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan pada kulit karena emboli hasil dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).
C.   Tanda dan Gejala Penyakit Demam Tifoid lainnya:
          Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
          Gejala klinik demam Tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1.  Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi dan berhalusinasi
2.      Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3.      Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4.      Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5.     Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6.    Mimisan ataupun pingsan tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
D. Cara Penularan Penyakit Demam Tifoid
Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
E. Diet Demam Typhoid
          Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan makan penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat. Tujuan utama diet demam thypoid adalah memenuhi kebutuhan nutrisi penderita demam thypoid dan mencegah kekambuhan. Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain:
a. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
b. Tidak mengandung banyak serat.
c. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
d. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Pemberian bubur saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Syarat-syarat diet sisa rendah adalah:
1.     Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas
2.     Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3.     Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4.     Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
5.  Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8 gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan
6.  Menghindari susu, produk susu, daging berserat kasar (liat) sesuai   dengan toleransi perorangan.
7.    Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam dan berbumbu   tajam.
8.   Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin
9.    Makanan sering diberikan dalam porsi kecil
               10.    Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan parenteral.
 
Makanan yang dianjurkan antara lain :
   1. Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakers, tepung-tepungan dibubur atau dibuat puding
                 2. Sumber protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus,diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas per hari  
     3. Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu kedelai
   4. Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel  direbus, dikukus, ditumis
     5.  Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk, alpukat
    6. Lemak nabati : margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup
     7.  Minuman : teh encer, sirup
     8.  Bumbu : garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas 
Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah :
         1. Sumber karbohidrat : beras ketan, beras tumbuk/merah, roti whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kue lain yang manis dan gurih
     2. Sumber protein hewani : daging berserat kasar (liat), serta daging, ayam, ikan diawetkan, telur mata sapi, didadar
        3. Sumber protein nabati : Kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo
      5. Sayuran : sayuran yang berserat tinggi seperti : daun singkong, daun katuk, daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong,timun serta semua sayuran yang dimakan mentah
         6. Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji,   jeruk yang dimakan dengan kulit ari; buah yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka
            7. Lemak : minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan
            8. Minuman : kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol
            9. Bumbu : cabe dan merica
·       Diet dengan semua nutrisi penting
 
Energi
Dianjurkan untuk meningkatkan asupan energi dengan 10-20% karena kenaikan suhu tubuh. Awalnya, selama tahap akut, pasien mungkin dapat hanya mengkonsumsi 600-1200kcal/day, tetapi asupan energi harus berangsur-angsur meningkat dengan pemulihan dan toleransi ditingkatkan.
Protein
Kebutuhan protein lebih terkait dengan keparahan dan durasi infeksi daripada ketinggian demam. Karena ada kerusakan jaringan yang berlebihan, asupan protein harus ditingkatkan untuk 1,5 sampai 2gm protein / kg / berat badan / hari. Untuk meminimalkan kehilangan jaringan, makanan protein nilai biologis tinggi seperti susu dan telur harus digunakan secara bebas karena mereka yang paling mudah dicerna dan diserap. Untuk mencapai hal ini, makan secara teratur harus ditambah dengan minuman protein tinggi.
Carbohydrares
Asupan karbohidrat liberal disarankan untuk mengisi toko glikogen habis tubuh. Mudah dicerna, karbohidrat juga dimasak seperti pati sederhana, glukosa, madu, gula tebu dll harus dimasukkan karena mereka memerlukan pencernaan lebih sedikit dan berasimilasi dengan baik.
Diet Serat
Sebagai gejala tipus termasuk diare dan lesi di saluran usus, segala bentuk iritasi harus dihilangkan dari diet. Semua serat, kasar menjengkelkan harus, karena itu akan dihindari dalam diet, karena merupakan iritan mekanik.
Lemak
Karena adanya diare, emulsi lemak bentuk seperti krim, mentega, susu, kuning telur, harus dimasukkan dalam diet, karena mereka mudah dicerna. Makanan yang digoreng yang sulit untuk dicerna harus dihindari.
Mineral
Karena hilangnya elektrolit yang berlebihan seperti sup natrium, kalium dan klorida asin, kaldu, jus buah, susu harus dimasukkan untuk mengkompensasi hilangnya elektrolit. Suplemen zat besi harus diberikan untuk mencegah anemia.
Vitamin
Karena infeksi dan demam resultants, ada kebutuhan untuk meningkatkan asupan Vitamin A dan C.
Cairan
Dalam rangka untuk mengkompensasi kerugian melalui kulit dan keringat dan juga untuk memastikan volume yang memadai urin untuk mengeluarkan limbah, asupan cairan liberal sangat penting dalam bentuk minuman, sup, jus, air biasa dll
Jadi energi yang tinggi, protein tinggi, diet cairan penuh dianjurkan di awal dan segera setelah demam turun, serat, hambar rendah, diet lunak harus diberikan kepada pasien. 
Contoh Menu Makanan untuk Penderita Tifus
Makan Pagi :
- Bubur ayam tanpa bumbu kuning
   saring
- Telur Rebus Matang
-  Susu
Makan Siang :
- Tim saring
- Abon ayam tabur
- Sup/Sayur bening labu siam
- Semangka potong
Makan Malam :
- Tim saring (Blender,dengan campuran dada ayam,udang kupas,wortel,brokoli,sedikit bawang putih)
- Sup tahu rebus
- Pudding buah susu
- Jus melon
 
                   Contoh Menu Makanan Jika Tifus Mereda
                                               
                                                   
 Makan Pagi:
- Nasi tim
- Dadar gulung isi/Orak-arik
- Sup bayam
- Pisang 
- Susu
Makan Siang
- Nasi tim
- Sup tofu/sapo tahu
- Kue lumpur
- Teh
- Pepaya potong tabur gula
Makan Malam 
- Nasi tim
- Perkedel kentang
- Kuah soto bumbu ringan
- Jus tomat
- Susu


Catatan:
- Pastikan banyak minum air putih.
- Tirah baring (istirahat total).
- Minum obat yang dianjurkan dokter secara teratur.
- Multivitamin.
- Selalu jaga kebersihan.
- Jauhkan pasien dari hewan peliharaan.

Pencegahan :
  • Makanlah makanan dan minuman yang sudah pasti matang.
  • Lindungi makanan dari lalat, kecoa dan tikus ataupun hewan peliharaan
  • Cucilah tangan dengan sabun setelah  beraktivitas 
  • Hindari jajan ditempat yang kurang bersih 



    Semoga informasi ini bermanfaat bagi anda, terima kasih. Salam sehat!

     

Menu Makanan Untuk Penderita Hepatitis ( Radang Hati)




Penyakit Hepatitis

Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang menyerang bagian hati sering desebut juga radang hati.
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada pada darah. Selain itu, masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Jika seseorang menderita hepatitis, yang merupakan peradangan pada hati atau liver ini, maka hal ini dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara keseluruhan karena racun tetap mengendap pada darah dan merusak atau mengganggu kerja organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah.
Rusaknya fungsi hati atau liver ini dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan atau karena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan fungsi hati menjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virus yang ditularkan penderita hepatitis.
Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) dan virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis.
Virus yang paling banyak menjangkiti manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan 1 dari 3 orang yang ada di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus mengendap pada tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis menimpa penduduk Asia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini menyebabkan kematian sedikitnya 600.000 orang per tahun.


Gejala Hepatitis

Beberapa gejala yang umum dari hepatitis adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala penyakit hepatitis tidak selalu, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak.
Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya, virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.
 Gejala yang biasa tampak antara lain :
- Sangat kelelahan
- Nafsu makan menghilang
- Mual ataupun muntah
- Gatal seperti alergi pada kulit
- Perut membuncit
- Bagian tubuh tertentu menguning
- Kaki membengkak

Hepatitis A

Virus hepatitis A biasa terdapat pada kotoran penderitanya. Virus dapat hidup pada air atau es batu. Cara penyebaran virus ini adalah karena meminum air yang tercemar VHA. Bisa juga karena mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup pada makanan atau karena orang yang mempersiapkan makanan tidak terbiasa cuci tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran manusia ini akhirnya berpindah.

Hepatitis B

Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur, perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa dari sejak kandungan dari seorang ibu yang terinfeksi dan karena hubungan seks.

Hepatitis C

Pengindap hepatitis C biasanya ditularkan dengan cara yang hampir sama dengan penularan hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarum suntik.

Namun, pengaturan diet yang tepat dapat mempercepat pemulihan fungsi hati. Hati memiliki berbagai macam fungsi dalam pengolahan zat gizi. Semua zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain) dicerna dan diserap oleh dinding usus kemudian akan diangkut ke dalam hati untuk diolah. Hati juga mempunyai fungsi untuk menetralkan racun termasuk obat-obatan yang membahayakan, hormon dan lain-lain. Mengingat pentingnya fungsi hati bila hati rusak maka dapat terjadi penyimpangan dalam pengolahan zat gizi. Namun kita tidak perlu berkecil hati karena hati merupakan salah satu bagian tubuh yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk regenerasi/pemulihan.
Pemberian protein bermutu tinggi dan vitamin dapat mempercepat pemulihan. Namun perlu diingat bahwa pemberian protein harus disesuaikan dengan toleransi tubuh penderita karena bila berlebih dapat menyebabkan kadar ammonia dalam darah meningkat atau tidak seimbang sehingga timbullah berbagai gangguan dalam tubuh. Oleh karenanya, diperlukan suatu pengaturan diet yang tepat untuk penderita hepatitis agar diperoleh pemulihan yang maksimal.

Syarat Diet Untuk Penderita Penyakit Hati
Tujuan pengaturan diet pada penderita penyakit hati adalah memberikan makanan cukup untuk mempercepat perbaikan fungsi tanpa memperberat kerja hati. Syaratnya adalah sebagai berikut :
  1. Kalori tinggi, kandungan karbohidrat tinggi, lemak sedang dan protein disesuaikan dengan keadaan penderita.
  2. Diet diberikan secara bertahap, disesuaikan dengan nafsu makan dan toleransi pendeita.
  3. Cukup vitamin dan mineral.
  4. Rendah garam atau cairan dibatasi bila terjadi penimbunan garam/air.
  5. Mudah dicerna dan tidak merangsang.
  6. Bahan makanan yang mengandung gas dihindari.
  7. Bila berat badan berlebihan, harus diturunkan secara bertahap sesuai kebutuhan penderita.
  8. Bahan Makanan yang mengandung lemak dan kolesterol dihindari, seperti ayam dengan kulit, kuning telur, jeroan, udang dan lain – lain.
Macam-Macam Diet Untuk Penderita Penyakit Hati
Ada berbagai macam diet untuk penderita hepatitis, diet tersebut disesuaikan dengan kondisi yang sedang dialami oleh pasien hepatitis.

Diet 1
Untuk penderita sirosis hati yang berat dan hepatitis akut prekoma.
Biasanya diberikan makanan berupa cairan yang mengandung karbohidrat sederhana misalnya sari buah, sirop, teh manis. Pemberian protein sebaiknya dihindarkan. Bila terjadi penimbunan cairan atau sulit kencing maka pemberian cairan maksimum 1 liter perhari. Diet ini sebaiknya diberikan lebih dari 3 hari.
Diet 2
Diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah dapat diatasi dan mulai timbul nafsu makan.
Diet berbentuk lunak atau dicincang, tergantung keadaan penderita. Asupan protein dibatasi hingga 30 gram perhari, dan lemak diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna.
Diet 3
Untuk penderita yang nafsunya cukup baik.
Bentuk makanan lunak atau biasa, tergantung keadaan penderita. Kandungan protein bisa sampai 1 g/kg berat badan, lemak sedang dalam bentuk yang mudah dicerna.
Diet 4
Untuk penderita yang nafsu makannya telah membaik, dapat menerima protein dan tidak menunjukan sirosis aktif.
Bentuk makanan lunak atau biasa, tergantung kesanggupan penderita. Kalori, kandungan protein dan hidrat arang tinggi, lemak, vitamin dan mineral cukup.

Pant

Pemilihan Bahan Makanan Bagi Penderita Hepatitis :
  1. Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti timun, ubi, singkong, kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka, durian dan lain-lain.
  2. Hindari makanan yang telah diawetkan seperti sosis, ikan asin, kornet, dan lain-lain.
  3. Pilihlah bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti daging yang tidak berlemak, ikan segar, ayam tanpa kulit.
  4. Sebaiknya pilih sayur-sayuran yang sedikit mengandung serat seperti bayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda, daun kangkung dan sebagainya.
  5. Bumbu-bumbu jangan terlalu merangsang. Salam, laos, kunyit, bawang merah, bawang putih dan ketumbar boleh dipakai tetapi jangan terlalu banyak.
  6. Hindarkan makanan yang terlalu berlemak seperti daging babi, usus, babat, otak, sum-sum dan santan kental.
  7. Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa, minyak hewan, margarin dan mentega.
  8. Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu, makanlah sering ikan atau ayam tanpa lemak sebagai pengganti.
  9. Gunakan susu skim pengganti susu penuh.
  10. Batasilah penggunaan kuning telur hingga 3 butir seminggu.
  11. Gunakanlah sering tahu, tempe dan hasil olahan kacang – kacangan lainnya.
  12. Batasilah penggunaan gula, makanan, minuman manis, seperti : sirup, coca – cola, limun, gula, dodol, tarcis, kolak, es krim, dan sebagainya.
Bagaimana caranya memasak?
  1. Bila memasak daging, pilihlah daging yang kurus, lalu keluarkan bagian – bagian yang berlemak.
  2. Memasak sebaiknya dikukus, direbus, dipanggang, diungkep, atau ditumis. Hindari makanan yang digoreng.
  3. Sebagian dari sayur sebaiknya dimakan mentah atau sebagai lalapan.
Contoh Menu

Menu Hari Pertama
Makan Pagi
- Jaffle Telur
- Susu skim (Rendah Lemak)
Selingan Pagi : Puding cokelat
Makan Siang :
- Bubur Ayam Alami (tanpa bumbu kuning)
- Telur rebus matang
- Pepes tahu putih telur
- Tumis buncis muda
- Jus melon
Selingan Sore : Agar–agar buah
Makan Malam :
- Bubur tim saring
- Sup (Tofu,Wortel, Daun bawang, Seledri, Dada Ayam)
- Abon tabur


- Yoghurt

Menu Hari kedua
Makan Pagi
- Sandwich Dada Ayam
- Teh Manis
Makan Siang :
- Bubur Tim Udang
  Cara: Beras yang telah dicuci bersih, udang kupas bersih, dada ayam, wortel, sedikit bawang putih,
            gula, dan garam (Blender)
- Abon Tabur
- Jus Wortel
Makan Malam :
- Bubur tim saring
- Ayam bakar suwir (Rendah Bumbu)
- Sup Brokoli
- Korma
- Air Mineral
- Jus Tomat

Menu Hari ketiga
Makan Pagi :
- Bubur kacang hijau
- Roti Tawar
Makan Siang :
- Nasi Tim
- Pepes tahu tempe
- Sup bayam
- Pepaya Potong dengan taburan gula pasir
Makan Malam:
- Gado-Gado rebus (rendah bumbu, tanpa timun)
- Jus Sirsak

Menu Hari Keempat
Makan Pagi :
- Bakpao
- Teh manis
Makan Siang:
- Nasi Tim
- Sup ayam makaroni (dada ayam, makaroni, wortel, seledri daun bawang, bawang putih)
- Jus tomat
Makan Malam :
- Nasi tim
- Sapo tahu
- Jus pepaya
- Pudding

Menu Hari Kelima
Makan Pagi :
- Jagung Rebus
- Susu Skim
Makan Siang :
- Bubur Pangsit Ayam Kukus
- Roti Kukus
- Semangka Potong
Makan Malam
- Nasi Tim
- Tumis Pare/kangkung
- Telur Rebus Matang
- Jus Apel

Menu Hari Keenam
Makan Pagi :
- Roti selai
- Teh manis
Makan Siang :
- Nasi tim
- Sayur bening labu siam
- Abon Tabur
- Telur rebus matang
- Jus melon
Makan Malam :
- Kentang Rebus Halus
- Seledri tabur
- Ayam bakar suwir (rendah bumbu)
- Yoghurt
- Jus Tomat

Bagi penderita hepatitis, terapi diet sangat penting untuk dilakukan. Kandungan gizi pada terapi diet penderita hepatitis berbeda-beda tergantung pada kondisi penderita. Total kalori yang diberikan juga berbeda, tergantung besar badan dan aktivitas penderita.

Catatan:
- Banyak istirahat
- Tenangkan pikiran
- Hindari stres sebisa mungkin
- Kurangi aktivitas
- Kebersihan, mengganti sprei, sarung bantal, handuk, maupun sikat gigi.
- Jangan banyak bergerak atau bicara

Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda. Salam sehat sejahtera!

Penyakit Tifus


 Pengertian

Penderita tifus biasanya mengalami demam tetapi tidak disertai batuk dan pilek. Dan demamnya sukar sekali turun walaupun telah meminum obat penurun demam. Hal itu biasanya berlangsung selama 1 minggu bahkan lebih. Sebenarnya apa itu penyakit tifus, apa penyebab, bagaimana gejala dan penanganannya, berikut adalah penjelasannya.
Penyakit tifus (Thypus Abdominalis) merupakan penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis. Penyakit tifus yang terlamat ditangani akan berlanjut ke penyakit hepatitis atau sakit kuning.

Gejala
Gejala klinis pada anak-anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Tetapi bisa hanya 4 hari, jika terinfeksinya melalui kuman yang ada di makanan. Selama masa inkubasi akan ditemukan gejala-gejala yang mungkin mirip dengan penyakit lain, seperti tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Gejala klinis yang ditemukan setelah masa inkubasi lewat adalah demam tinggi, biasanya malam lebih tinggi daripada siang, dan ini terjadi terus menerus, bisa sampai tiga mingguan. Selain panas tinggi, juga tercium bau mulut yang tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah. Juga ditemukan lidah ditutupi selaput putih. Perut sering kembung, dan konstipasi alias tidak buang air besar selama beberapa hari. Biasanya juga disertai gangguan kesadaran, bahkan penderita dapat kehilangan kesadaran bila penyakit ini tidak tertangani dengan baik.
Penyakit tifus yang tidak tertangani dengan baik, atau diketahui dalam keadaan sudah parah dapat menimpulkan komplikasi yang cukup berbahaya, baik di usus maupun di organ selain usus. Misalnya terjadi perdarahan usus, atau bahkan usus bisa berlubang. Sementara pada organ di luar usus dapat menimbulkan komplikasi pada sistem peredaran darah, gangguan paru, ginjal, hati, dan juga sistem kesadaran.

Proses Penularan
Penularan salmonella thypi dapat melalui makanan, jari tangan/kuku, muntah, lalat, dan feses. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

Penanganan
  • Jika kondisi pasien tidak berat, dan penyakitnya masih awal, yaitu sudah didiagnosis sebelum demam lebih dari 3 minggu, umumnya masih bisa dirawat di rumah. Namun mesti diawasi jika mendadak suhu turun, nadi meninggi, dan perut mulas melilit. Sebenarnya tujuan utama dari istirahat total dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus.
  • Makanan tak selalu harus lunak, asal jangan jenis yang merangsang (diet rendah serat dan tinggi kalori dan protein). Yang dimaksud dengan jenis yang merangsang disini adalah makanan pedas dan asam.
  • Kesembuhan penderita penyakit ini dipengaruhi berbagai hal, di antaranya adalah umur, keadaan umum, tingkat kekebalan penderita, jumlah dan daya infeksi kuman yang masuk tubuh, serta cepat dan tepatnya pengobatan.
Yang Perlu Diperhatikan :
  • Masalah penderita carrier. Setiap orang yang terinfeksi kuman salmonella, akan meng ekskresikan kuman tersebut bersama dengan feses dan air seni selama beberapa waktu tertentu atau sekitar tiga bulan. Jika hal ini terjadi terus menerus setelah lebih tiga bulan maka yang bersangkutan dikatakan sebagai carrier. Orang yang menjadi carrier ini merupakan sumber penularan penyakit tifus kepada orang lain. Kuman tifus bisa tetap ada pada carrier tadi hingga lebih dari 1 tahun.
  • Pencegahan.
Kebanyakan orang pada saat menderita penyakit tipes mensyaratkan untuk selalu makan bubur tapi tahukan anda bahwa pada saat menderita penyakit tipes ternyata tidaklah harus kita makan bubur. Kenapa demikian?? mengapa bubur bukanlah menu makaan utama bagi penderita penyakit tipes? berikut ini ada 5 hal penting tentang penyakit tipes yang sangat bagus untuk diketahui:

1. Bubur bukanlah makanan wajib penderita penyakit tipes
Penyakit tipes identik dengan menu ketat berbahan utama bubur. Bahkan bubur itu harus disaring sehalus mungkin. “Biar ususnya tidak tambah sakit,” begitu kata orang. Tidak cuma itu. Berbagai pantangan pun harus dijalani. Tidak boleh makan ini dan itu. Walhasil, penderita hanya makan bubur dengan lauk pauk seadanya. Dengan menu seperti itu, anak yang menderita penyakit tipes boleh jadi tidak nafsu makan, bahkan menolak makan. Siapa sih yang mau melahap bubur hambar miskin lauk? Selain itu, kandungan kalori sepiring bubur lebih sedikit ketimbang nasi. Jika sepiring bubur mengandung 80-100 kalori, maka sepiring nasi dapat empat kalinya. Walhasil, bubur tak hanya membuat nafsu makan anak hilang, tapi juga membuat tubuhnya lemas. Jika asupan gizi kurang maka dapat dipastikan waktu penyembuhan semakin lama.
Dulu, penderita penyakit tipes wajib makan bubur dengan alasan khawatir terjadi gangguan pada pencernaan atau perdarahan pada usus. Pendapat ini tampaknya perlu diluruskan. Sebab, gangguan pencernaan akibat bakteri Salmonella typhi ada di usus halus. Perlu diketahui, makanan yang sudah masuk usus halus semuanya berbentuk cair. Ini karena sebelumnya makanan itu dikunyah di mulut, lalu diproses di lambung, lalu ke usus halus. Meski asalnya makanan itu padat, tapi kalau sudah masuk usus halus semuanya akan berbentuk cair.
Jadi, sebenarnya tidak ada pantangan buat penderita penyakit tipes makan nasi lembek. Perkecualian jika penderita penyakit tipes tidak sadar, maka penderita disarankan mengonsumsi menu makanan cair.
Pantangan buat penderita penyakit tipes adalah makanan berserat tinggi seperti sayur-sayuran atau buah. Tapi jika diberikan sedikit tidak mengapa. Juga makanan yang berisiko menimbulkan kontraksi pada pencernaan seperti makanan pedas atau asam. Penderita dianjurkan mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging, telur, susu, tahu, tempe, dan lain-lain. Dengan demikian, nafsu makan anak membaik, waktu penyembuhan pun semakin cepat.

2. Penderita Penyakit Tipes Harus Banyak Beristirahat
Agar lekas pulih, penderita penyakit tipes memang harus banyak beristirahat di tempat tidur. Untuk keperluan buang air, misalnya, sedapat mungkin penderita penyakit tipes tidak beranjak dari tempat tidur. Banyak pergerakan dapat menyebabkan suhu naik. Bahkan jika terlalu heboh, aktif bergerak dapat menimbulkan risiko usus pecah.

3. Enggak selamanya penyakit tipes dapat diketahui melalui tes widal
Untuk mengetahui seseorang terjangkit penyakit tipes atau tidak, maka tes yang umum digunakan adalah tes Widal. Jika positif berarti penyakit tipes, jika tidak maka mungkin penderita terjangkit penyakit lain. Padahal, Widal positif tidak selalu berarti penderita terjangkit penyakit tipes. Ini karena orang sehat sekalipun jika dites widal hasilnya bisa positif. Seorang dokter penyakit dalam bahkan pernah berkelakar, jika pasien, perawat, bahkan dokter yang berpraktik di kliniknya dites Widal, maka bukan tidak mungkin hasilnya positif semua. Ingat, kebersihan merupakan sebuah hal yang sulit dicari di negeri ini. Nasi goreng yang biasa kita santap bersama teman, es jeruk yang diseruput di warung tegal, bahkan menu makanan di kantin, tidak ada jaminan bebas penyakit tipes100%. Namun, karena jumlah kuman yang masuk ke dalam tubuh tidak sampai menginfeksi, sakit tipes pun tidak terjadi. Ini berbeda dengan kondisi di Eropa atau Singapura yang sanitasinya sudah baik. Tes Widal positif berarti kemungkinan besar terjadi infeksi penyakit tipes.
Namun, tidak berarti tes Widal diragukan akurasinya. Jika tesnya dilakukan di waktu yang tepat, plus diagnosis klinisnya benar, maka penyakit tipes dapat dengan mudah terdeteksi. Tes Widal idealnya dilakukan setelah hari ke-5 atau 6, sesudah penderita mengalami gejala klinis tipes yaitu demam. Jika dilakukan sebelum itu maka hasilnya tidak akurat. Selain itu, selidiki juga gejala lainnya seperti sembelit, nyeri perut, lidah kotor, muntah, dan lain-lain. Dengan kombinasi tes Widal dan deteksi gejala, maka penyakit tipes dapat dideteksi dengan mudah. Selain harganya yang lebih ekonomis, tes Widal juga dapat mendeteksi penyakit paratifus, sebuah penyakit dengan gejala mirip penyakit tipes tapi lebih ringan. Paratifus disebabkan bakteri Salmonella paratiphy. Sedangkan penyakit tipes disebabkan bakteri Salmonella typhi.
Selain tes Widal, ada tes yang lebih akurat, yaitu tes TUBEXR yang merupakan tes imunologi. Merupakan tes dengan menggunakan partikel yang berwarna untuk meningkatkan sensitivitas. Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut pada penyakit tipes. Beberapa penelitian menyimpulkan, tes ini mempunyai sensitivitas lebih baik daripada uji Widal. Tes ini dapat menjadi pemeriksaan yang ideal, dapat digunakan untuk pemeriksaan secara rutin karena cepat, mudah dan sederhana, terutama di negara berkembang. Meski begitu, tes ini hanya dapat mendeteksi penyakit tipes, tapi tidak paratifus yang kerap menyertai tipes. Tes yang lebih akurat adalah pembiakan kuman dari darah, urine, feses, sumsum tulang, atau cairan lainnya. Hasil biakan yang positif memastikan demam tifoid. Media pembiakan yang direkomendasikan untuk S. typhi adalah media empedu. Ini karena S. typhi dan S. paratyphi dapat tumbuh pada media tersebut. Namun, tes biakan kuman sebaiknya dilakukan sebelum penderita diobati antibiotika. Meski sangat akurat dan dapat mendiagnosis penyakit tipes dan paratifus, diagnosis biakan kuman membutuhkan waktu lama (5-7 hari) serta peralatan yang lebih canggih untuk identifikasi bakteri sehingga tidak praktis untuk diagnosis penderita.

4. Tipes adalah Penyakit jangan dianggap sebagai Gejala
Banyak bakteri yang menegakkan diagnosis penyakit “gejala tipes”. Ini jelas sebuah diagnosis rancu, karena dalam dunia kedokteran tidak mengenal istilah ini. Diagnosis harus tegas, apakah penderita terjangkit penyakit tipes atau tidak. Kalau mau, dokter mengatakan diagnosis dugaan penyakit tipes. Kenali gejala penyakit tipes dengan baik, jika demamnya sampai 5-6 hari hilang timbul maka kemungkinan penderita terjangkit penyakit tipes. Tapi jika tidak demam, atau demamnya turun setelah tiga hari, ada kemungkinan penderita tidak terjangkit penyakit tipes. Ada banyak penyakit infeksi lain yang disertai demam. Apalagi pada hari-hari pertama demam, sulit untuk dapat memastikannya sebagai demam tifoid. Gejala demam juga terdapat pada penyakit lain seperti demam dengue, morbili, dan sebagainya.

5. Penyakit tipes di bawa oleh carrier
Banyak orang yang tidak terlihat sakit tapi berpotensi menyebarkan penyakit tipes. Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tipes. Meski sudah dinyatakan sembuh, bukan tidak mungkin mantan penderita masih menyimpan bakteri penyakit tipes dalam tubuhnya. Bakteri bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ini karena sebagian bakteri penyebab penyakit tipes ada yang bersembunyi di kantong empedu. Bisa saja bakteri ini keluar dan bercampur dengan tinja. Nah, bakteri ini dapat menyebar lewat air seni atau tinja penderita. (Seeful Imam)
untuk itu kita harus selalu menjaga tubuh supaya tetap sehan dan aman dari penyakit. informasi selanjutnya bisa anda

Gejala penyakit tipes umum
1. Anoreksia (Nafsu makan hilang)
2. Rasa malas atau kelelahan
3. Sakit kepala bagian depan
4. Nyeri otot
5. Lidah kotor
6. Gangguan perut (perut meragam dan sakit)
7. Diare ataupun muntaber
8. Panas tinggi

Pencegahan penyakit tipes
Hindari jajanan di pinggir jalan terlebih dahulu, Atau telur ayam yang dimasak setengah matang pada kulitnya tercemar tinja ayam yang mengandung bakteri bisa mengakibatkan Tipes.Penyakit Tipes dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman Tipes ,Salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari penderita Tipes.Bila anda sering menderita penyakit ini kemungkinan besar makanan atau minuman yang Anda konsumsi tercemar bakterinya. .